Selasa, 22 Maret 2011

Sejarah Gedung Juang/Gedung Tinggi Tambun Bekasi


Kita mungkin tidak mengetahui, bagaimana sejarah tentang gedung juang di Tambun, gedung yang terletak di sebelah barat pasar Tambun Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi ini adalah gedung tua yang penuh sejarah dan sarat dengan cerita perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. 

GEDUNG TINGGI. Itu nama bangunan yang beralamat di Jl, Sultan Hasanuddin nomor 5 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Tidak ada catatan sejarah yang mengungkapkan sejak kapan masyarakat Bekasi menyebut bangunan bercat putih itu gedung tinggi. Namun demikian, sebutan itu dapat dipastikan karena pada saat berdiri bangunan itu, hanya satu satunya bangunan yang paling tinggi di Bekasi. Sehingga masyarakat Bekasi lebih mudah menyebutnya sebagai
gedung tinggi.
GEDUNG TINGGI disebut juga sebagai gedung Juang. Dari sebutan tersebut dapat dipastikan terkait dengan fungsi gedung tinggi setelah Jepang masuk ke Indonesia. Saat itu gedung tinggi kerap dipergunakan untuk kepentingan para pejuang kemerdekaan. Bahkan beberapa kali gedung tinggi digunakan oleh pejuang sebagai markas perjuangan. Bakan di gedung tinggi pernah dilakukan sebagai tempat tukar menukar tawanan antara tentara Belanda dengan pejuang kemerdekaan RI.

Gedung tinggi juga kerap disebut sebagai gedung putih. Tentu gedung putih dimaksud tidak sama dengan gedung putih yang ada di Amerika Serikat atau negara Paman Sam. Tapi sebutan gedung putih itu karena sejak berdiri cat gedung tinggi selalu berwarna putih.

TAHUN DIDIRIKAN DAN PEMILIK BANGUNAN
Dalam buku sejarah Bekasi, gedung tinggi atau gedung juang, didirikan tahun 1906, oleh seorang tuan tanah keturunan Cina, Kouw Oen Huy. Ia sering juga dipanggil Kapitaen. Kouw Oen Huy, sebagai tuan tanah menguasai lahan mulai dari Tambun, Cakung Teluk Pucung hingga ke Cakung yang kini sudah masuk DKI Jakarta. Bangunan yang pertama adalah bangunan yang berada di sebelah kiri bangunan gedung tinggi. Dalam bangunan itu masih terdapat tulisan di lias atas bagian belakang gedung itu tahun 1910. Tidak jelas pembuatan tahun itu sebagai tahun dimulainyabangunan atau tahun selesainya bangunan pertama. Karena pembangunan tahap ke dua yaitu gedung tinggi tercatat tahun 1925.

ARSITEKTUR BANGUNAN
Jika dilihat dari gaya bangunan, pembangunan gedung tinggi diilhami oleh bangunan bergaya Eropah, yang saat itu mulai banyak muncul di beberapa daerah jajahan Belanda. Bangunan itu bercirikan tulang
penyanggahnya terdiri dari pilar yang bergaris lurus dan bermotif kembang. Ketinggin bangunannya
diperikirakan 4 meter untuk lantai dasar dan 4 meter untuk lantai dua. Sedang atapnya memiliki kemiringan sekitar 50 persen. Lantainya terbuat dari ubin berkualitas tinggi. Sehingga tidak mudah pecah. Ubin terbut dibuat motif kembangan warna merah. Sedang ketebalan dindingnya diperkirakan sekitar 15 Cm. Terbuat dari batu bata merah. Sedang tiang penyanggah sekaligus dijadikan sebagi pilar terbuat dari semen cor.

Gedung Tinggi Tambun, terdiri dari 5 unit bangunan, Satu bangunan utama yang disebut sebagai gedung tinggi dua satu bangunan rumah tempat tinggal yang terdapat di sisi kiri bangunan utama, dua bangunan paviliun serta satu bangunan yang juga sejenis paviliun namun ruangannya lebih sempit. Diduga bangunan itu disediakan untuk tempat para bujang Kouw Oen Huy, yang sedang berkunjung ke rumahnya. Itu baru dugaan. Karena tidak ada sejarawan atau sumber yang dpat menceritakan kegunaan ruangan paviliun tersebut.

Bangunan Utama gedung tinggi terdapat dua lantai. Pada lantai dasar terdapat satu ruang utama berada
dibelakang tangga gerbang utama. Sedang 4 kamar terdapat di sisi kiri dan kanan ruang utama. Sedang
depan sebelum pintu terdapat teras yang dibatsi tembok berukuran satu meter. Pada lantai dua juga
terdapat satu ruang utama, empat kamar di sisi kiri kanan ruang utama. Untuk memasuki lantai dua terdapat dua tangga yang satu terdapat di setelah pintun utama lantai dasar sedang tangga ke dua terdapat di belakang sisi kiri bangunan. Untuk dapat masuk ke setia kamar dilengkapi tiga pintu dari sebelah kiri dan tiga pintu sebelah kanan dan masing masing memiliki 2 jendela. Baik di sebelin kiri lantai atas dan sebelahkanan lantai atas dan begitu juga lantai dasar. Sedang atapnya terbuat dari genteng.

UNTUK TEMPAT TINGGAL DAN TAMU
Sebagai tuan tanah tanah yang kaya raya, Kouw Oen Huy, dapat dipastikan memiliki relasi yang cukup
luas. Baik dengan pemerintah penjajah Belanda maupun dengan para pedagang. Sehingga sebagai tuan tanah ia tidak hanya membutuhkan tempat tinggal tapi juga membutuhkan ruang pertemuan serta kamar untuk para tamu jika sedang ada keperluan. Bagitu juga tersedianya kamar kamar ukuran kecil dibelakang
diperkirakan karena bisa saja ada urusan para bujangnya. Sehingga rumah itu tidak saja untuk tempat
tinggal tapi juga untuk kepentingan lainnya. Loue Oen Huy, sempat mengusai lahan pertanian di Bekasi hingga tahun 1942.

DIKUASAI JEPANG
Seiring dengan masuknya kekuasaan Jepang atas Indonesia, tahun 1943, gedung tinggi masuk dalam
pengawasan Jepang. Tidak dijelaskan bagaimana jepang menguasai gedung tersebut. Jepang menguasi gedung tinggi hingga Februari 1945, menjelang kemerdekaan RI. Stelaj pemerintah Jepang menyerah kepada tentara sekutu, gedung tinggi diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan dijadikan sebagai kantor Kabupaten Jatinegara.

SIKUASAI PEJUANG KEMERDEKAAN (KNI)
Sebagai daerah perjuangan, menghadapi perang kemerdekaan, geding tinggi yang berlokasi tak jauh dari jalan utama yang menghubungkan Jawa barat-jawa Tengah dan hanya terpaut beberapa meter dari stasiun kereta Api Tambun, sangat tepat dijadikan sebagai markas perjuangan. Tahun 1945 itu juga Komite Nasional Indonesia (KNI) mengambil alih gedung tinggi dan dijadikan sebagai kantor KNI setelah sebelumnya digunakan sebagai kantor Kabupaten Jatigenara. Lalu gedung tinggi difungsikan sebagai tempay Pusat Komando Pejuang republik Indonesia (PKPRI) dalam menghadapi Tentara sekutu yang membonceng tentara Belanda,

Dalam perjalanan sejarahnya, gedung tinggi kerap digunakan oleh para pejuang kemerdekaan untuk kegiatan perundingan serta pertukaran tawanan perang. Gedung tinggi juga menjadi saksi ketika para pejuang kemerdekaan yang ditawan oleh belanda di pulangkan ke Bekasi sedang tentara Belanda yang berhasil ditawan pejuang kemerdekaan dipulangkan ke Jakarta. Gedung tinggi juga tak lu[put dari sasaran serangan udara tentara Belanda. Sebab gtedung tinggi yang berlokasi sangat strategis itu menjadi target serangan udara Belanda karena didalamnya bermarkas para pejuang RI.

SASARAN GEMPURAN TENTARA BELANDA
Ketika perundingan Linggarjati tahun 1947 dihianati Belanda, Dan Belanda melakukan aksi militer,
daerah gedung tinggi menjadi sasaran serangan tentara Belanda. Sebab gedung tersebut menjadi salah satu basis perjuangan bagi pejuang kemerdekaan RI. Tahun 1949, gedung tinggi sempat berhasil dikuasai tentara Belanda. Namun tahun 1950 para pejuang Kemerdekaan RI kembali berhasil menguasainya.
Sejak gedung tinggi kembali dikuasai tahun 1950, gedung yang bernmilai sejarah itu sering digunakan berbagai dinas instansi pemerintah untuk perkantoran.

Sumber : Ali Anwar, Wartawan Tempo, Sejarawan Bekasi/Arsip Litbang MAJALAH KOMUNITAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar